Orangtua zaman
sekarang dinilai mudah mengalah pada permintaan anak-anak mereka dalam soal
hadiah dan gadget. Mereka membelikan keinginan anaknya setiap kali
mereka meminta.
"Generation Give-In" menjadi gaya pengasuhan yang saat ini banyak dianut oleh ibu dan ayah yang merasa bersalah karena memiliki jam bekerja panjang. Para orang tua dengan gaya pengasuhan ini secara terang-terangan mengakui, mereka tak ingin anak-anak mereka diejek apalagi hingga mengalami bullying di sekolah karena tidak memiliki gadget terbaru.
"Generation Give-In" menjadi gaya pengasuhan yang saat ini banyak dianut oleh ibu dan ayah yang merasa bersalah karena memiliki jam bekerja panjang. Para orang tua dengan gaya pengasuhan ini secara terang-terangan mengakui, mereka tak ingin anak-anak mereka diejek apalagi hingga mengalami bullying di sekolah karena tidak memiliki gadget terbaru.
Tracy Fletcher
dari Skipton Building Society, yang melakukan penelitian, mengatakan:
"Orang tua secara alami prihatin anak-anak mereka dalam urusan
persahabatan. Mereka ingin anaknya diterima secara baik di dalam dan luar dari
sekolah."
6 dari 10 orang
tua mengakui bahwa mereka membelikan anak-anak mereka barang tren terbaru
segera setelah mereka memintanya.17 persen mengatakan mereka tidak ingin
mengecewakan anak-anak mereka, ketika mereka berada di bawah tekanan teman
sebaya di sekolah untuk memiliki sesuatu.
"Dan jika
mereka berpikir mereka dapat membantu anak menjadi lebih populer, mereka akan
melakukannya. Sayangnya, ini tampaknya berarti menghabiskan jumlah tak terbatas
uang pada games, tren terbaru dalam mode, dan gadget."
Alasan lain
orang tua adalah upah dalam dorongan untuk melakukan pekerjaan rumah. Alasan
ini menyebabkan orang tua di Inggris rata-rata menghabiskan hampir 500 poundsterling
(sekitar 7,5 juta rupiah) setahun untuk hadiah buat anak mereka.
Hasil penelitian juga menunjukkan orang tua dari anak usia lima sampai sembilan membelikan mainan yang mahal. Anak-anak berusia 10 hingga 12 akan merengek pada ibu dan ayahnya meminta Xbox, PS3, gadget dan sepatu bola. Sedangkan yang berusia 13 sampai 15 beralih ke iPhone, iPads, ponsel, dan game komputer.
Enam dari
sepuluh orang juga mengakui penting bagi mereka bahwa anak mereka bisa 'cocok'
dengan teman-teman mereka, dan 34 persen mengaku membelikan barang yang
dimiliki temannya..
Meski demikian,
lebih dari setengah orang tua mengakui bahwa anak mereka jauh lebih dimanjakan
daripada mereka saat kecil. Pada masa lalu, orang tua mereka hanya akan
membelikan barang baru saat ulang tahun.
Menurut orang
tua yang disurvei barang yang perlu untuk anak-anak modern adalah
televisi di kamar tidur mereka,handheld game consoles, laptop dan smart
phone. Barang lain yang menurut mereka juga harus dimiliki anak-anak
adalah sepasang sepatu yang mahal (16 persen), Lalu seperempat dari orang tua
menyatakan anak mereka harus memiliki game terbaru komputer. 19 persen
berpikir bahwa anak-anak harus memiliki setidaknya sebuah mp3 player. Jajak
pendapat itu menemukan fakta bahwa, selain hadiah berupa pakaian, mainan dan
permainan, orang tua juga mengeluarkan uang yang cukup besar untuk uang saku.
Tracy pun
mengingatkan, "Ini merupakan kepuasan instan yang bisa memiliki
konsekuensi di masa depan juga, karena anak-anak akan tumbuh tak menghargai uang,
atau belajar mengelolanya secara efektif."
Bagaimana
menurut Anda, di Indonesia? Apakah Anda termasuk ke dalam tipe "Generation
Give-In" orang tua?
sumber: female.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar