Catatan (15) Info (8) PENDIDIKAN (8) PUISI (5) My Songs (4) Berita (1) Hunting Foto (1)

19 Jan 2012

Soe Hok Gie

                   Setelah aku menyelesaikan ujian filsafat yang membuat otakku meledak tadi siang, tiada tujuan lain lagi selain kosanku. Namun aku mampir sebentar di kampus sassing untung memenuhi undangan rapat mahasiswa sastra angkatan 2011. Aku berada di kosan setelah aku mendapatkan materi untuk ujian terakhir besok. Kini ku di kosanku yang awalnya ramai, kini sepi, tinggal aku sendiri. Orang yang di kamar sebelah baratku sering menginap disekretariat unit kegiatan mahasiswa (UKM) unit pecinta lingkungan (UPL). Yang sebelah selatan, dia sudah ujian skripsi, mungkin sekarang dia lebih sering di rumahnya. Satu lagi kamar temanku dia sedang liburan pulang kampung. Fakultas dia lebih awal ujiannya, jadi liburnya juga lebih awal. Tapi, bukannya aku blajar, aku malah menggunakan waktuku untuk menyaksikan film yang belum sempat aku selesaikan,
yang katanya dulu pernah menjadi bahan pembicaraan orang-orang. Yang membuat aku penasaran, film ini banyak di bicarakan dulu karena memang film ini bagus dan berbobot, judulnya “gie”.. Dan aku penasaran karena pemeran tokoh utamanya adalah Nicholas Saputra. Aku mengabaikan belajarku dan short messeger servi (sms) dari kekasihku untuk menyelesaikan film ini.
                film gie menceritakan kisah seseorang yang banyak membaca. Ilmu yang ia peroleh dituangkan dalam kehidupannya. Sho hok gie tokoh dalam film gie memang benar-benar orang yang luar biasa pemikirannya. Mungkin dijaman sekarang tidak akan ada yang seberani dia dalam menyatakan sebuah pernyataan yang salah menurut dia. Bukan sesosok yang idealis namun fakta yang dia temukan semakin memperteguh pendapatnya. Pada akhir-akhir cerita, orang lain di sekitarnya bukanya melawan mereka malah bersandiwara untuk menyelamatkan diri ataupun bersembunyi membiarkan kesalahn berdiri tegak. Pantas saja ada teman sekelasku sekarang yang di bilang korban filsafat oleh yang lain, mungkin dia juga korban dari film ini. aku yakini itu, karena aku tahu film ini dari dia. Dan film ini jugamungkin  menjadi salah satu alasan dia masuk program studi Sastra Indonesia, karena Sho Hok Gie adalah mahasiswa Sastra Indonesia. Tapi aku tidak tahu kenapa temanku itu milih Universitasnya di Universitas Jendeal Soedirman.
                Sosok Ir. Soekarno di benakku bukan hanya seorang presiden pertama di Indonesia, tapi merupakan seorang pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Negara ini. aku berfikir, bahwa tidak ada dia Negara ini akan tetap di jajah (walau pada kenyataannya memang masih secara tidak langsung). Aku ketika entah di bangku SMP atau SMA perna sekilas (karena terpaksa) membaca buku sejarah tentang Ir. Soekarno di tungtut turun dari kedudukannya sebagai presiden dan tidak ada satu pun kerabat yang membantu. Mereka menjauh semua ketika beliau di tungtut untuk turun. Ketika aku membaca buku itu aku terheran-heran. Soekarno yang memproklamasikan kemerdekaan, yang membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan. Dan sebuah pertanyaan terlintas, kenapa seolah-olah habis manis sepah di buang? Aku kurang paham dengan isi buku yang aku baca itu dan aku malas untuk bertanya saat itu (jangan ditiru).
                Kebenaran dari buku yang aku baca pada waktu dulu itu terungkap hari ini. semua diceritakan di film Gie ini. benakku tentang Ir. Soekarno berubah yang pada awalnya ku anggap seoarang yang bijaksana menjadi seorang yang idealis dan seorang yang licik. Karena dia ingin tetap menjadi seorang presidan dia berusaha menjalankan permainan politiknya agar memperkuat kekuasaan. Siapa-siapa yang membangkang matilah hukumannya. Ternyata tidak berbeda jauh dengan keadaan sekarang. Yng miskin tetap miskin, yang kaya semakin kaya dan yang berkuasa tidak peduli dengan yang miskin. Kini pegawai kenegaraan yang katanya mengurus rakyat, namun mengurus diri sendiri yang nampak.
                Film ini film yang sangat berbobot, yang bermakna untuk disaksikan. Tidak seperti film-film jaman sekarang yang terlalu mengada-ada yang mereka sebut sinetron dan sebagainya. Apalagi film horornya, kini pengeksploitasi film horor yang benar-benar mengada-ada sedang marak di Indonesia. Selain itu juga tidak mendidik, film horror Indonesia berciri khaskan adegan sex. Namun Alhamdulilah masih ada film yang memiliki unsur motivasi dan sejarah. Di antaranya film yang aku suka ada Merah Putih, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Sang Penari, Garuda di Dadaku, Lucunya Negeri Ini, Nenek Ingin Naik Haji, dan masih banyak lagi.
                Tersirat, aku ingin seperti Sho Ho Gie. Namun tidak semuanya yang diceritakan dalam film Gie. Aku jadi lebih termotivasi untuk menjadi seorang yang bewawasan luas dan menjadi seorang penulis. Mungkin aku jadi Sho Hok Gie selanjutnya? Sepertinya tidak. Banyak orang-orang di luar sana yang lebih dari aku, bahkan untuk menjadi Sho Hok Gie yang selanjutnya temanku yang ku maksud tadi di atas itu yang lebih pantas. Karena dia benar-benar korban dari film ini. Ataupun aku berharap seperti Sho Hok Gie yang catatannya ditemukan setelah ia meninggal. Itu juga tidak mungkin. Siapa yang akan menemukan catatanku? Di kabarkan 2012 akan kiamat “katanya”. Tetapi naudzuhimindalik dan Wallahualam.


19 januari 2012 

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
Wide Eye Onion Kun